Annisa Kharisma
705110029

Selama saya mengikuti mata kuliah
Teknik Wawancara, saya menganggap adalah hanya sekedar wawancara dari sisi
bahasa, sikap dan kualitas jawaban agar tepat sasaran. Nah selama dua minggu
terakhir dari tanggal 25 februari hingga 4 maret adalah pengetahuan besar yang
dapat menentukan profesi saya di bidang psikologi. Apakah saya cocok dan minat
di bidang klinis, industri atau menjadi guru bimbingan konseling. Presentasi yang
disampaikan teman-teman saya sangat memberikan informasi besar. Terimakasih kepada
Ibu Henny dan Cici Tasya kelas B Teknik Wawancara.
Psikologi Klinis merupakan bentuk
psikologi terapan untuk menentukan kapasitas dan karakteristik tingkah laku
individu dengan menggunakan metode-metode pengukuran assessment, analisa dan
observasi serta uji fisik dan riwayat sosial agar dapat diperoleh saran dan
rekomendasi untuk membantu penyesuaian diri individu secara tepat. (American
Psychological Association: 1935). Psikologi klinis terbagi menjadi dua bagian
yaitu psikologi klinis anak dan dewasa.
Saya akan lebih membahas mengenai
psikologi klinis karena saya sejak SMA ingin menjadi psikolog klinis anak. Saya
sangat menyukai anak kecil dan saya sabar apabila menghadapi anak kecil. Ada kisah
yang membuat saya harus menjadi psikolog klinis. Pada saat saya SMA mengikuti
bakti sosial bersama teman-teman, diseberang jalan ada seorang anak kecil yang
terkena sindrom autis. Saya yang melihatnya tidak tega karena anak tersebut
sama sekali tidak diperdulikan oleh orangtua anak tersebut. Bahkan selama
perjalanan orangtua anak tersebut tidak menunjukan komunikasi terhadap anaknya.
Lalu setelah selesai kegiatan
tersebut, mereka duduk di depan warung yang sepertinya sedang menunggu angkutan
umum. Lalu saya membeli minuman di warung tersebut. Saat ada kesempatan
bertanya, saya menanyakan beberapa pertanyaan yang inti dari jawaban tersebut
bahwa keluarga pria atau ayah dari anak tersebut tidak terima anaknya dengan
kondisi tersebut dan ibu itu sedang digugat cerai karena kondisi anak yang
seperti itu.
Hal diatas adalah satu kisah yang
menginspirasi saya menjadi psikolog klinis anak. Terkadang anak yang kurang
diberi kasih sayang dengan orangtua yang sibuk pun dapat membuat anak di masa
dewasa mengalami hal karena masalah masa lalu atau saat masih kecil.
Pada saat kelompok kami mewawancarai
psikolog klinis anak yang berada di Jakarta Barat, kami menggali lebih jauh
mengenai pekerjaan psikolog ibu D. Tidak jauh berbeda dengan psikolog klinis
anak lainnya. Ibu D dapat menolong masalah dewasa dan anak karena mayor yang
diambil ibu D adalah klinis anak dan minor nya adalah dewasa. Beliau dapat
memberikan alat tes kepada anak yang ingin mengetahui dimana minat anak dalam
pemilihan jurusan.
Apakah ada hubungan antara psikolog
klinis anak dan dewasa? Ya, jelas ada. Beliau pun juga menjelaskan bahwa saat
kita menangani anak yang memiliki “masalah”, kita tidak bisa mempercaya,
menyalahkan atau menuding bahwa anak itu salah. Dalam kasus tidak ada peran
tunggal anak itu sendiri. Lingkungan disekitar rumah pun dapat mempengaruhi. Maka
dari itu peran klinis dewasa dapat membantu permasalahan anak. Apakah anak itu
yang mengalami kesalahan atau ada pengaruh lain.
Contoh dari kasus Ibu D bahwa
beliau pernah menangani masalah yang cukup rumit dikarenakan anak itu nakal
bukan karena dari perilaku anak tersebut melainkan konflik yang terus melingkar
yang terjadi di antara ibu, ayah dan nenek (orangtua ayah).

Nah mengapa
sangat cocok seorang psikolog mengambil mayor anak dan minor dewasa. Seperti kasus
diatas ketika dalam satu keluarga mempersalahkan bahwa anak itu memiliki sifat
yang berbeda dan anggota keluarga lainnya tidak menganggap bahwa dirinya
bersalah. Padahal yang menyebabkan anak menjadi seperti itu adalah kesalahan
yang berada pada sang ayah yang tidak menerima anaknya seperti itu dan sang
ayah tidak memberikan komunikasi yang cukup atau boleh dikatakan tidak
menganggap anak tersebut tidak ada. Jadikan anak merasa nyaman dalam sebuah keluarga.

Jadi Ibu D dapat memberikan pertanyaan
berupa wawancara kepada ibu, ayah dan nenek yang telah dewasa dan juga
memberikan wawancara terhadap anak. Anak tersebut merupakan hasil rujukan sang
ayah tetapi nyata nya adalah masalah terletak pada ayah yang sedikit memberikan
waktu dari sisi komunikasi hingga bermain kepada anak tersebut.
Tahukah kalian bahwa psikolog klinis
anak maupun dewasa memiliki perbedaan di dalam menangani suatu klien walaupun
mereka sama-sama menangani masalah dalam bidang klinis. Perbedaan tersebut
dapat di lihat dari bagaimana cara psikolog klinis membina raport pada awal
sesi wawancara, perbedaan tujuan klien datang ke psikolog, perbedaan usia klien
yang ditangani oleh masing-masing psikolog, bahasa yang digunakan oleh
masing-masing psikolog dalam proses wawancara, kasus yang ditangani oleh masing-masing
psikolog klinis, dan lain-lain.
Pada awal
sesi wawancara, biasanya psikolog melakukan bina raport agar klien dapat merasa
nyaman dengan psikolog tersebut sehingga klien dapat lebih terbuka dalam
bercerita mengenai masalahnya.
Pada psikolog anak, anak-anak yang merupakan
klien dari psikolog tersebut akan dibuat se-nyaman mungkin dengan jenis ruangan
yang banyak dilengkapi oleh mainan-mainan yang disukai oleh anak-anak hingga
akhirnya anak tersebut menjadi akrab dan bercerita dengan sendirinya mengenai
masalah yang dialaminya tersebut.

Pada psikolog klinis dewasa, pertama-tama
psikolog melihat kondisi klien berdasarkan hasil observasi terhadap klien
sewaktu klien masuk ke ruangan praktek, jika psikolog menemukan adanya
ketidaknyamanan yang dialami oleh klien maka Psikolog tersebut akan mencari
cara agar klien tersebut nyaman dan bersedia untuk diwawancarai mengenai
masalah yang dialaminya. Setelah rileks, baru psikolog dapat melakukan
wawancara dengan klien tersebut.

Psikolog klinis dewasa dan klinis anak juga menangani klien dalam
rentang usia yang berbeda-beda. Seperti pada psikolog klinis dewasa, psikolog
dalam bidang ini menangani dan mengurusi klien terutama yang sudah berada pada
masa usia dewasa (remaja - orang lanjut usia). Sedangkan pada psikolog klinis
anak, psikolog dalam bidang ini khusus menangani klien seorang anak-anak dengan
rentang kurang lebih anak kelas 4 sd - masa pubertas.
Klien yang datang ke psikolog tersebut juga memiliki tujuan yang berbeda-beda.
Seperti dalam kasus psikolog klinis anak, banyak klien yang datang karena
dirujuk oleh orang tuanya karena orang tuanya melihat adanya suatu gejala kelainan
terhadap anaknya tersebut. Sehingga tujuan anak dapat ke psikolog anak tersebut
tidak murni sepenuhnya karena keinginan dari anak tersebut. Sedangkan pada
kasus psikolog klinis dewasa, banyak pasien yang datang kepadanya karena mereka
menyadari bahwa dirinya memang mengalami suatu gangguan dan membutuhkan bantuan
seorang psikolog.
Selain itu, bahasa yang digunakan oleh masing-masing psikolog dalam bidang
klinis ini juga berbeda-beda. Pada psikolog klinis anak, psikolog lebih
menggunakan bahasa yang mudah dipahami, sederhana, dan mudah diingat sehingga
wawancara dapat berjalan lancar dan informasi yang dibutuhkan oleh pewawancara
dapat tercapai. Pada psikolog klinis dewasa, bahasa yang digunakan sesuai
dengan bahasa dan latar belakang dari klien tersebut. Selain itu, bahasa yang
digunakan juga bahasa sehari-hari dan mudah untuk di pahami.
sekian penjelasan mengenai psikologi klinis anak dengan dewasa. semoga bermanfaat dan menjadi inspirasi untuk mengambil psikologi klinis ^^
Caesars Completes New $250M Sportsbook at Caesars
BalasHapusCaesars Entertainment Inc. (NASDAQ: 안성 출장마사지 CZR) 화성 출장마사지 today announced 대전광역 출장안마 it has entered into a new 순천 출장안마 agreement with Caesars Sportsbook and 계룡 출장마사지 Casino in New Jersey,